JATIMTIMES - Satpol PP Kota Batu kembali menggencarkan razia bolos sekolah di sejumlah titik. Razia itu menyasar beberapa lokasi yang biasa digunakan untuk remaja berkumpul untuk membolos. Hasilnya, belasan pelajar terjaring dalam beberapa operasi sejak sepekan lalu.
Para pelajar yang terjaring kemudian dilakukan pendataan untuk diketahui asal sekolahnya oleh Satuan Tugas (Satgas) Anti Bullying, Disiplin Pelajar, dan ASN. Selanjutnya, satgas akan berkoordinasi dengan pihak sekolah masing-masing untuk memastikan para siswa mendapatkan pembinaan yang tepat.
Baca Juga : Daftar Bansos di Jawa Timur yang Cair Desember 2025, Cek Daftar Penerima dan Jadwalnya!
"Kami mendatangi sekolah-sekolah setelah operasi untuk menyampaikan laporan resmi kepada kepala sekolah dan guru. Harapannya, para siswa yang terjaring dapat dibina dan dimotivasi agar kembali disiplin dalam mengikuti proses pembelajaran," ujar Plt. Kabid Penegakkan Perda Satpol PP Kota Batu, Arfan Fatahilah saat dikonfiormasi, Senin (1/12/2025).
Dikatakan Arfan, pendekatan ini diharapkan tidak hanya memberikan efek jera, tetapi juga menjadi langkah preventif agar kejadian serupa tidak berulang pada siswa lainnya.
Ia menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Batu untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, tertib, dan bebas dari perilaku menyimpang.
"Pembentukan Satgas ini dari meningkatnya permasalahan kedisiplinan dan kenakalan pelajar, seperti perundungan (bullying), membolos sekolah, nongkrong di warung atau tempat tertentu saat jam pelajaran, serta penggunaan gawai yang tidak sesuai aturan sekolah," jelas Arfan.
Terpisah, salah satu tim Satgas yang sebelumnya juga merupakan seorang guru SMP di Kota Batu, Erni Udayani menuturkan dari hasil razia dan pertemuan dengan sejumlah sekolah di Kota Batu memberi respons positif atas pelaksanaan kegiatan razia ini.
Baca Juga : Kota Batu Dilanda 196 Bencana Sepanjang Januari-November, Longsor Mendominasi
Kehadiran Satgas dinilai sangat membantu menjaga ketertiban dan disiplin peserta didik, sekaligus mencegah potensi kenakalan remaja yang bisa berdampak lebih serius.
"Selama ini menurut sekolah, sulit mengawasi perilaku siswa di luar jam pelajaran ataupun yang bolos. Adanya Satgas membuat sekolah merasa terbantu lebih cepat mengetahui jika ada pelanggaran, sehingga kami bisa memberikan pembinaan sedini mungkin," tutur Erni.
