JATIMTIMES - Rencana pengoperasian bus Trans Jatim di Kota Malang akhir November 2025 diikuti dengan berbagai penyesuaian lintas sektor. Salah satunya terkait wacana pemanfaatan bus sekolah sebagai armada pendukung transportasi umum tersebut.
Namun, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang menegaskan bahwa bus dan elf sekolah masih sangat dibutuhkan siswa sebagai moda transportasi gratis menuju sekolah.
Baca Juga : Operasional Bus Trans Jatim Tahun 2026 Terancam, Anggaran Cuma Cukup hingga Juli
“Moda angkutan gratis untuk siswa ini masih diperlukan. Selama ini yang berjalan adalah bus dan elf sekolah,” ujar Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, Selasa (21/10/2025).
Menurutnya, armada bus dan elf sekolah sudah beroperasi dengan rute serta jadwal yang disesuaikan kebutuhan pelajar. Setiap hari, kendaraan tersebut mulai menjemput siswa dari kawasan pinggiran sejak pukul 05.15 WIB dan mengantar mereka ke sekolah di pusat kota.
“Konsepnya memang dari pinggiran ke pusat kota supaya semua anak bisa terangkut,” jelasnya.
Terkait wacana integrasi dengan Trans Jatim, Suwarjana menuturkan pihaknya masih menunggu kejelasan teknis. Apakah nantinya bus sekolah akan dijadikan feeder atau langsung menjadi bagian armada utama Trans Jatim, hal itu masih belum dipastikan.
“Yang jelas, layanan bus sekolah ini vital bagi siswa. Bahkan kalau terjadi keterlambatan karena macet, pengemudi wajib melapor ke pihak sekolah,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menegaskan bahwa pembahasan pemanfaatan bus sekolah untuk Trans Jatim masih sebatas kajian awal.
“Masih dalam tahap kajian dan perlu kami komunikasikan dengan banyak pihak. Belum ada keputusan final,” ujarnya.
Baca Juga : Soroti Kerugian PT Kasa Husada Wira, Komisi C DPRD Jatim Desak Evaluasi Direksi
Sebagai informasi, Trans Jatim koridor tengah akan segera beroperasi di Kota Malang pada akhir November 2025. Rute awalnya membentang dari Terminal Hamid Rusdi – Terminal Landungsari – Terminal Kota Batu, melewati jalur utama seperti Jalan Mayjend Sungkono, Basuki Rahmat, Ijen, Veteran, hingga Sumbersari, lalu berlanjut ke Oro-Oro Ombo, Kota Batu.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyebut pada tahap pertama akan disiapkan 14 armada utama dan satu bus cadangan. “Untuk feeder masih kami hitung. Kemungkinan di awal bisa memakai BTT kalau waktunya mencukupi, dan tahun depan dianggarkan penuh,” kata Wahyu.
Trans Jatim sendiri dirancang untuk menyediakan moda transportasi terjangkau bagi warga, dengan tarif Rp5.000 untuk umum dan Rp2.500 bagi pelajar maupun santri.
Dengan begitu, baik layanan Trans Jatim maupun bus sekolah diharapkan dapat berjalan berdampingan. Terutama untuk memenuhi kebutuhan mobilitas warga sekaligus menjaga akses pendidikan bagi pelajar Kota Malang.