JATIMTIMES - Cuaca panas ekstrem masih melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Timur, suhu tertinggi tercatat mencapai 37,6 derajat Celcius yang terjadi di Lamongan.
Informasi ini dibagikan langsung melalui akun resmi Instagram @bmkg.iklimjatim. Dalam unggahan tersebut, BMKG menyapa warganet dengan sapaan khasnya, “Halo sobat iklim Jatim! Saatnya update suhu maksimum Prov Jatim!”
Baca Juga : Tayangan Trans7 Dinilai Lecehkan Kiai, Begini Sejarah Berdirinya Ponpes Lirboyo Kediri
“Sepertinya lagi cerah-cerahnya nih…,” tulis BMKG menyertai unggahan daftar wilayah dengan suhu tertinggi di Jawa Timur.
Berdasarkan data BMKG, Lamongan menempati posisi pertama dengan suhu tertinggi mencapai 37,6°C yang tercatat di Automatic Weather Station (AWS) Lamongan.
Menariknya, BMKG juga mencatat bahwa suhu tertinggi sepanjang sejarah pengamatan di Jawa Timur juga pernah terjadi di lokasi yang sama. “FYI: Suhu terpanas sepanjang historis data di Jawa Timur terdapat di AWS Lamongan, pernah 39,9 derajat Celcius yang terjadi pada tanggal 17 Oktober 2018,” tulis BMKG dalam unggahan tersebut.
Selain Lamongan, ada empat wilayah lain yang juga mengalami panas ekstrem. Berikut daftar lima wilayah terpanas di Jawa Timur versi BMKG Stasiun Klimatologi Jatim:
• Lamongan: 37,6°C
• Surabaya: 37,0°C
• Jombang: 36,9°C
• Ponorogo: 36,7°C
• Kediri: 36,6°C
Melalui unggahannya, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan di tengah suhu udara yang tinggi. “Buat sobat iklim yang beraktivitas di luar ruangan tetap jaga kesehatan dan jangan lupa cukupi asupan air tubuh serta memakai sunscreen,” tulis BMKG.
BMKG menambahkan pesan agar masyarakat terus memantau informasi cuaca dari kanal resmi. “Tetap pantau terus info dari kita ya. Semoga hari sobat sekalian selalu menyenangkan. Jangan lupa selalu jaga kesehatan ya sobat semua, minum air putih yang banyakkk,” imbuh BMKG.
Baca Juga : Bank Jatim Blitar dan Kejari Blitar Teken PKS: Sinergi Hukum untuk Perbankan yang Lebih Kuat
Dalam catatannya, BMKG menjelaskan bahwa tidak semua kabupaten di Jawa Timur memiliki data suhu karena beberapa peralatan masih dalam tahap perbaikan.
“Untuk kabupaten yang sebelumnya ada namun sekarang tidak tercatat, alat sedang dalam perbaikan. Untuk kabupaten yang tidak ada catatan suhunya, belum ada alat/AWS untuk monitoring suhu di kabupaten tersebut,” jelas BMKG.
BMKG berharap ke depan semakin banyak perangkat AWS yang terpasang di seluruh wilayah Jatim agar pemantauan suhu lebih merata. “Semoga ke depannya semakin banyak AWS yang dipasang di setiap kabupaten ya sobat,” tulis BMKG menutup unggahannya.
Cuaca panas yang terjadi di Jawa Timur belakangan ini memang sedang menjadi perhatian masyarakat. BMKG sebelumnya juga menjelaskan bahwa suhu tinggi disebabkan oleh minimnya tutupan awan dan dominasi radiasi matahari langsung, terutama menjelang transisi dari musim kemarau ke musim hujan.
BMKG mengingatkan masyarakat agar tidak panik karena fenomena ini masih tergolong musiman dan biasa terjadi pada periode Oktober. Meski begitu, warga diimbau untuk meningkatkan asupan cairan tubuh, menghindari aktivitas berat di bawah terik matahari, serta menggunakan pelindung diri seperti topi dan tabir surya.
“Kondisi udara yang cerah tanpa awan menyebabkan radiasi matahari langsung mencapai permukaan bumi dan meningkatkan suhu udara secara signifikan,” kata BMKG dalam keterangan sebelumnya.
Fenomena panas ekstrem ini diprediksi masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan. Karena itu, masyarakat di wilayah Jatim diimbau untuk tetap waspada dan rutin memantau informasi cuaca resmi dari BMKG.
