JATIMTIMES - Jembatan penghubung antar desa yang berlokasi di Desa Wadung, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang ambruk saat dilalui truk, Senin (8/9/2025) malam. Sebelum kejadian, sopir truk bermuatan pasir tersebut sempat mengakses Google Maps untuk mencari jalur alternatif karena jalan utama ditutup untuk kegiatan warga.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun JatimTIMES, Jembatan Wadung tersebut ambruk pada Senin (8/9/2025) tengah malam. Pada saat kejadian, sejumlah warga sekitar sempat mendengar suara reruntuhan yang kemudian terjadi sedikit goncangan. Sebagian warga kemudian keluar rumah untuk melihat penyebab dari suara tersebut.
Baca Juga : Realisasikan Penyelenggaraan SSK di Kota Kediri, DP3AP2KB Adakan Rakor dan Tunjuk 17 SMA
Hingga akhirnya, warga mendapati bangunan Jembatan Wadung tersebut telah ambruk. Warga kemudian memeriksanya dan mengetahui telah ada truk yang terperosok. "Dengar suara 'braaak', kemudian sopirnya sempat lama tidak kelihatan, tapi akhirnya muncul. Jadi sejak subuh tadi sudah ramai di sini," ujar Marmi salah satu warga sekitar lokasi kejadian saat ditemui pada Selasa (9/9/2025).
Terpantau, hingga Selasa (9/9/2025) sore truk belum berhasil dievakuasi. Kondisinya masih tergantung. Di mana, kabin truk berada di penghujung jembatan. Sementara bak truk berada di dasar sungai di bawah jembatan.
Pada saat kejadian, truk yang nyungsep tersebut dikemudikan oleh Wijaya asal Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Ditemui di sekitar lokasi, sang sopir mengaku terpaksa melintasi jembatan dari besi yang telah karatan tersebut.
"Saya bukan orang sini, baru pertama kali lewat sini. Jadi tidak tahu (jalan)," ujarnya saat ditemui ketika yang bersangkutan menunggu truk yang ia kemudikan dievakuasi, Selasa (9/9/2025).
Wijaya mengaku terpaksa melintasi Jembatan Wadung karena ada jalan utama yang dibangun panggung untuk kegiatan warga. "Jalanya yang di sana ditutup. Jadi cari alternatif ke sini, karena di sana petunjuk arahnya tidak ada. Kalau ada petunjuk arah, saya tidak lewat sini," ujarnya.
Mengetahui jalan utama yang hendak ia lalui ditutup, Wijaya akhirnya berinisiatif untuk bertanya kepada warga guna mencari jalur alternatif. "Gak ada portal, tidak ada yang jaga. Akhirnya saya tanya orang-orang terus saya lihat di Maps," tuturnya.
Baca Juga : Usai Libur Panjang Pemkot Kediri Lakukan Monitoring, Pantau Stabilitas dan Stok Pangan
Ketika mengikuti arahan dari warga sembari mengkroscek melalui Google Maps itulah, Wijaya akhirnya menemukan jembatan. Ia kemudian memperkirakan apakah truk yang ia kemudikan muat untuk melintasi jembatan. Di rasa aman, Wijaya kemudian melintasinya. "(Lebar jembatan) enggak ngepres (sempit), kalau ngepres saya gak berani. Awalnya ya masih jalan, (kejadiannya) ketika sudah mau sampai ujung jembatan," ujarnya.
Beruntung, Wijaya berhasil selamat pada peristiwa nahas tersebut. Ia hanya mengalami luka ringan akibat terbentur kabin truk. "Saya sendirian, tidak ada luka, cuma terkena benturan. Kejadiannya malam sekitar jam 23.00 WIB," bebernya.
Wijaya menyebut, muatan pasir pada truk yang ia kemudikan tersebut rencananya hendak ia kirim ke wilayah Desa Mendalanwangi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. "Pasir pesanan, mengambilnya dari Wajak, (Kabupaten Malang), di antar ke Mendalanwangi," pungkasnya.