JATIMTIMES - Di tengah gempuran era digital, jasa foto keliling dan cetak instan tetap bertahan. Padahal, sudah ada ponsel untuk mengabadikan momen spesial.
Manan (40) misalnya. Warga Kota Malang ini tetap berjuang menafkahi keluarganya menjadi tukang jasa foto pada momentum-momentum spesial.
Baca Juga : Honda Community Convoy Merdeka Ramaikan Hari Kemerdekaan di Surabaya
Seperti pada kegiatan upacara HUT Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Grand Mercure Malang Mirama. Setelah mendapati izin dari pihak penyelenggara, Manan bersama temannya langsung mengabadikan momentum orang-orang yang berkostum dan bersolek cantik dan ganteng menggunakan kamera DXLR merek Nikon miliknya. Hampir semua orang diambil fotonya dengan berbagai sudut yang bagus.
Setelah rampung mengambil gambar, Manan pun bergegas pergi ke tempat cetak foto untuk mencetak semua foto jepretannya. “Kurang lebih selama satu jam cetak fotonya,” ungkap Manan, Selasa (19/8/2025).
Selesai mencetak foto, Manan bergegas kembali pada acara tersebut. Kemudian Manan dan satu temannya mulai menata seluruh foto cetaknya secara berjajat dan rapi agar nanti semua orang yang ada pada acara itu bisa melihat fotonya.
Mendapati foto yang berjajar itu, satu per satu yang mengikuti kegiatan tersebut mendatangi hasil foto Manan. Rata-rata mereka yang melihat langsung mengambil fotonya.
Satu orang bisa mengambil satu sampai tiga foto berukuran 4R. Satu foto, Manan hargai Rp 10 ribu. Namun pada setiap momentum tersebut, tidak selalu ramai.
“Alhamdulillah, pas ramai di sini (Grand Mercure Malang Mirama) lumayan dapatnya bisa sampai Rp 300 ribu,” imbuh Manan.
Manan mengaku momentum seperti ini bisa dikatakan jarang terjadi. Terkadang Manan hanya membawa pulang uang Rp 80 ribu sampai Rp 100 ribu.
“Sekarang tidak seperti 10 tahun yang lalu, sekarang banyak orang lebih pilih disimpan lewat HP. Tapi masih banyak juga yang suka dengan hasil cetakan saya,” tambah Manan.
Baca Juga : Ekspedisi 80 Gunung Arjuno Sukses Digelar, Pesan Khofifah: Cintai Alam sebagai Bentuk Cinta Tanah Air
Sepuluh tahun lalu, harga per lembarnya Rp 5 ribu untuk satu foto. Saat itu Manan bisa membawa pulang uang Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu.
“Karena eranya sekarang teknologi terus berkembang, ngefek penurunannya sampai 50 persen,” ungkap Manan.
Ia pun mengaku, biasanya momentum yang kerap dimanfaatkan pada saat wisuda di bulan Mei dan Juni. Sisanya untuk mendapatkan uang, Manan mengandalkan orderan foto prewedding serta wedding.
“Saat ini tentunya persaingannya jada foto keliling tidak banyak ya, meskipun peminatnya menurun,” tutup Manan.
